15 April 2008

Politik Film Fitna
effect Film fitna sangat berbahaya * menyadarkan manusia bila menerjemahkan kitab suci tidak serampangan/sepenggal, akan berakibat fatal. Tapi ada ahli penerjemahnya (ahli tafsir peride awal Islam) disertai dengan ilmu tafsir (Ada ayat mutasabihat/muhkamat, berkna konotasi/denotasi dengan kontek firman satu dengan firman lainnya, historis sebab turunannya firman). agar tidak bias makna, bahkan Umat Islam sendiri akan terjebak akan bahaya. Apalagi umat lain yang langsung baca terjemah. Demikian juga membaca film Fitna, Umat Islam diuji untuk bersabar. Emosi tidak mencerminkan keagungan agama Islam. Sebab dibuatnya film 1 upaya sensasi politik mempengaruhi massa. 2 Kebingungan melonjaknya angka kenaikkan penganut Islam di Inggris sejak 2004.

06 Maret 2008

ISRA MI RAJ PEMURNIAN SHALAT

ISRA MI'RAJ DAN PEMURNIAN SHALAT

Sejarah membuktikan, sepeninggal nabi dan rasul, bentuk penyembahan kepada Allah, mengalami perubahan, tidak murni dan sesat. Ada yang melalui tawasul atau perantara orang seperti latta, uza, wali, sheh yang shaleh, ma’rifat dan sakti. Atau tawasul melalui sapi, ular seperti agama di India. Atau tawasul melalui banda keramat seperti keris, jimat seperti agama kejawen. Atau tawasul/perantara melalui Nabi Isa seperti Kristeani. Atau tawasul melalui Sidharta Gautama seperti Budha. Semua cara itu adalah bentuk kesyirikan yang disesatkan oleh syetan. Dari agama Allah yang sebelumnya Fitrah.
Atas kesesatan itu, Rasulullah SAW mendapatkan amanat Allah SWT untuk memurnikan dan menyempurnakan kembali agama-agama yang dibawakan oleh para nabi dan rasul sebelumnya. Yaitu penyembahan dengan cara shalat wajib lima waktu.
Banyak sekali manfaat shalat. Tak kala diuji kesabaran penderitaan, panik, putus asa, atau ujian kebahagiaan sehingga lupa segalanya. Hanya kepada Allah-lah satu-satunya penolong melalui shalat

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. (QS Al Baqarah 153)
Demikian pula tak kala ada kekejian dan kemungkaran yang diri kita lakukan, sholat dapat mencegahnya:
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. (QS Al Ankabut 45)
Disamping itu Rasulullah banyak bersabda mengenai manfaat shalat seperti, sholat lima kali sehari dapat menghapuskan dosa sebagaimana mandi lima kali sehari (HR Bukhari), Paling dekat seorang hamba kepada Rabb-nya, ketika ia bersujud/Sholat (HR Muslim). Wajah orang yang shalat di akhirat akan bersinar karena wudhunya. Firman Allah:Bagi yang memelihara sembahyang akan mewarisi surga Firdaus (QS Al Mu’minun 9-11). Dan banyak lagi manfaatnya oleh kalau Allah berfirman :
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (QS Thaahaa 132)

Bercermin pada Rasulullah shalat sampai kakinya bengkak sebagai rasa syukurnya. Demikian juga para salafusshaleh (orang shaleh terdahulu). Mereka senantiasa berjamaah. Merasa terikat dengan masjid. Disamping pahala 27 derajat, karena takut godaan setan bagi yang shalat sendirian. Pahala langkah ke masjid menaikkan derajat dan menghapus dosa. Orang buta pun diperintahkan jamaah ke masjid. Ada yang mendatangi masjid untuk shalat jamaah sampai dipapah orang lain karena sakit, sekalipun ia mendatangi dengan merangkak. Ada yang berkata, aku senantiasa shalat jamaah tanpa putus sampai 40 tahun. Bila tidak ikut jamaah ia mencari masjid yang masih melakukan jamaah, bila ketinggalan ia menang. Mereka menikmati shalat dengan khusu’, sampai seperti Khalifah Utsman tidak merasakan saat mengimami shalat subuh ia ditusuk dari belakang, tetap melanjutkan shalat. Ada pula sahabat Rasul saat penjagaan perang, ia terpanah beberapa kali ditubuhnya, ia tetap melanjutkan shalatnya. Mereka golongan ahli Jamaah.
Sejarah bisa terulang kembali. Karena setan menggoda manusia dengan perlahan merubah peribadatan/shalat. Ada yang melalaikan shalat karena dagangan dan perkerjaan. Ada yang shalat dengan malas dan pamer, bahkan tidak shalat sama sekali. Ada yang amalan sholat terhapus 40 hari, karena mendatangi, mempercayai ramala bintang/dukun. Bahkan ada yang memuja-muja benda keramat, ahli kubur dan shalat di kuburan. Bahkan ada yang shalat dengan menghadirkan guru/sheh untuk tawasul dalam do’anya. Yakinilah do’a sendiri terkabul tidak makan/berpakaian dari sumber yang haram, dengan adab berdoa. Apabila bentuk ibadah semakin sesat, tidak ada nabi/rasul yang akan diturunkan lagi untuk meluruskan (Isra’ Mi’raj lagi). Menjadi Ahli Sunnah yang selalu berpegang pada Sunah Rasul dalam ibadah/shalat, menjadikan Islam akan selamat. Iman yang kuat adalah yang selalu berpegang pada sunah. Dan berani barkata tidak, bila ada alim ulama/sheh yang menambah tata cara shalat tanpa dasar hadits shahih. Baik karena alasan kemaslahatan umat maupun fadhilah amal. Setan menggoda ahli ibadah bukan dengan jalan maksiat tapi kebid’ahan. Demikianlah Isra’ Mi’raj yang dapat kita maknai.







04 Maret 2008

MENIRU AGAMA KAFIR

ISLAM DAN AGAMA KAFIR

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam…”(QS Al Imaran 19)

Secara substansi-prinsip dasar, agama-agama didunia ini sama, baik Kristen, Hindu, Budha dan lainnya. Yaitu kesamaan dalam perbuatan baik, persatuan, tidak jahat, tidak mencuri, tidak menipu, tidak zina ataupun kriminalitas lainnya. Akidah/tauhidlah yang membedakannya. Budha, menjadikan Sidharta sebagai tuhan dengan pemujaan dan do’a melalui perantara/wasilah patung orang soleh mereka. Hindu, meyakini banyak dewa dimana-mana. Aliran kepercayaan, pemujaan terhadap roh gentayangan, setan dan jin, tuyul, keris, jimat dan keghaiban/mistik lainnya, dengan sesajen. Kristen, pembunuhan dan penyaliban orang yang mirip Nabi Isa sebagai penebusan dosa, perantara do’a bahkan dijadikan tuhan yang berjumlah tiga.
”Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih” (QS Al Maa’idah 73)

Secara subtansi pula disimpulkan, tidak ada agama dimuka bumi ini, semuanya adalah kepercayaan syirik. Kecuali Islam, satu-satunya agama yang diakui Allah SWT.Artinya, amal baik selain Islam tidak diterima Allah karena syirik, apalagi mereka jahat. Dibanding umat Islam, kejahatan yang dilakukan masih ada kesempatan untuk diampuni selama bertobat, apalagi beramal baik, syurga jaminannya.
Lantas mengapa umat Islam ada yang mengikuti atau mencampuradukkan tradisi agama lain. Dengan mengambil yang baik dari mereka, dengan tujuan toleransi, persatuan umat, apalagi menjadikan mereka pimpinan. Ada yang tiru rahib kristen atau bikhsu Budha yang mensucikan diri dengan ibadah berlebihan (ghuluw), hitungan zikir ribuan (4500) dengan biji-bijian tasbih, semedi/khalwat, zuhud/berpaling dari dunia. Atau kepercayaan Zoroaster dengan konsep panteisme (pendekatan dengan tuhan dengan perantara sesuatu/penyembah berhala). Atau penyatuan manusia dengan tuhannya (hulul atau wahdatul wujud). Rasul tidak merahasiakan atau hanya mengajarkan cara (Thariqah) dalam pendekatan diri kepada Allah seperti itu pada sahabat secara sanad. Tapi terbuka untuk umat, dengan dasar Al Qur’an dan hadits shahih, tidak melebihi atau menguranginya. Juga dalam tahun baru masehi, ada yang ikut merayakannya dengan trompet, mercon atau ucapan selamat. Islam tidak menyaingi penyambutan tahun baru pada tahun Hijriyah, dengan alasan syiar atau apapun. Karena Rasul maupun sahabat tidak pernah melakukannya. Demikian natal, hari kelahiran tuhannya kristen. Umat Islam tidak perlu menqiaskan cara mereka, seperti ulang tahun, haul atau peringatan kematian, walau dengan kedok bacaan Al Qur’an sekalipun. Orang kristen dengan lagu rohani puji tuhan dan nabinya di gereja. Islam tidak meniru lagu puji-pujian Allah/Nabi, dengan bahasa Arab sekalipun di mushola, karena bisa menganggu orang lain sholat. Valentine Day’s, merupakan hari percintaaan kristen, yang menjurus perzinaan. Muda-mudi Islam ada yang ikut menyambutnya dengan alasan gaul atau modern. Jalan satu-satunya yang pernah ikut-ikutan adalah beristghfar dan kembali ke agama Islam.

” Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS Al Baqarah 120)
Kitapun tidak perlu meniru-niru tradisi Hindu Budha. Memang ada tradisi Hindu Budha yang mengakar di Jawa yang dibelokkan Wali Songo ke model Islam. Itu bersifat semantara, dalam penyebaran Islam yang bersahabat. Para Walipun mengharapkan adanya pemurnian Islam kembali, kelak bila aqidah masyarakat sudah kuat. Sekarang aqidah telah kuat dibanding dahulu. Namun masih berkembang kepercayaan tradisi ritual, keris, jimat, tahayul, khurofat dan mitos. Dari sekedar ikhtiar, minta berkah, keselamatan, jodoh, kesaktian bahkan pasugihan dari makam keramat, dukun, wong pinter dengan rapalan jampi, do’a dan bacaan Al Qur’an yang tidak sesuai tuntunan rasul yang shahih. Adalah pencampuradukkan kepercayaan Hindu, Budha, Islam dan Kejawen. Sekarang perlu dicek ulang kesesuaian hujjah Islam yang shahih.
Dulu Nabi Muhammad, yang merupakan nabi dan rasul terakhir diutus Allah untuk meluruskan kembali agama sebalumnya yang menyimpang dan mempersekutukan Allah, yang sengaja dikemas oleh orang sholeh mereka. Kita mengimani tidak akan ada lagi nabi atau rasul yang akan diutus meluruskan agama kembali. Untuk itu umat Islam wajib menjaga kemurnian agama Islam.
Ciri khas agama Islam, lebih sopan dan bermartabat, tolong menolong, dan sebagainya dibanding agama lain yang pamer dan angkuh layaknya teroris yahudi, kristen yang menuduh Islam teroris. Contoh kecil ciri khas pembeda Islam dengan agama lain misalnya memelihara janggut sesuai sunah rasul. Qurban, dagingnya untuk orang lain, niatnya untuk Allah, bukan pamer. Atau Ibadah haji niatnya untuk Allah, bukan ingin disebut Pak haji atau sekedar wisata. Niatkan dihati naik haji atau berqurban, Insya Allah dikabulkan. Amin

Sumber : Digitalaqur’an (QS Al Baqarah 120, Al Imran 19 dan Al Maa’idah 73)

Thema “Atthashabbuh Add Dien, qurban wal hajji”
Muhammad Darul, SE



03 Maret 2008

MAULUD NABI

MAULUD, SHALAWAT YANG BID'AH DAN SYIRIK
Dengan ikhlas kita bersyahadat dan berholawat, karena atas jasa perjuangan Nabi Muhammad yang terlahir 12 Rabiul Awal Tahun Gajah/20 April 571. Nabi revolusioner, menegakkan supremasi hukum, segenap aspek prikehidupan. Dan meluruskan kembali agama-agama yang melenceng dari apa yang dibawa nabi sebelumnya. Yang justru dibelokkan oleh para alim-ulama’ sepeninggal nabi mereka yang telah dipengaruhi syetan, untuk merubah text pada lembaran-lembaran/mushaf sesuai keinginan nafsu dan kepentingan lainnya. Akhirnya tauhid berubah syirik, penyembahan terhadap nabi, khadam, malaikat, arwah qubur orang shalih mereka, kepada patung, api dan lainnya. Mereka berkeyakinan cara penyembahan tersebut untuk Allah. Tatanan bermoral berubah jahiliyah, bodoh dan anarkhis. Kedatangan nabi terakhir ini tercantum dalam Injil, Taurat dan kitab agama lainnya. Namun mereka tidak mengakuinya
”...Beliau adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.... (QS Ahzab 40). inilah salah satu dalil tidak ada nabi baru lagi, sebagaimana bermunculan akhir-akhir ini. Mengakui nabi baru berarti tidak mengakui ayat ini.
Rasulullah dengan jihad hidup mati, dibantu para sahabat, berbagai perlawanan berhasil di taklukkan. Subhanallah, hanya berkisar 20 tahun hampir seluruh benua/jazirah Arab berhasil diislamkan.Tak ada kepemimpinan sepatriotik beliau, dalam sejarah umat manusia dimuka bumi ini. Walau keberanian beliau dimedan perang teruji, tapi beliau adalah pemalu seperti gadis pingitan dalam hal melakukan dosa (HR Bukhari-Muslim). Beliau tidak tamak dalam kemegahan materi dunia. Pernah Umar Bin Khatab menangis melihat dalam rumahnya hanya beralas tikar yang lusuh, didinding hanya ada segelas gandum. Padahal kebiasaan kaisar beristana megah dan penuh harta.
Konsekwensi syahadat pengakuan terhadap Nabi Muhammad
1. Meyakini kebenaran wahyu Allah melalui Nabi Muhammad,"Dan tiadalah yang diucapkannya itu, menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)" (QS. An-Najm: 3-4)
2. Mencontoh adab keseharian, kebijakan dan tatacara ibadah dan sunah-sunahnya.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan...” (QS Al Ahzab 21)
3. Mentaati apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang. Allah berfirman:“Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” (QS. Al-Hasyr: 7)
4. Lebih mencintai rasul, keluarga dan keturunannya (ahlul bait) "Demi Allah, salah seorang dari kalian tidak akan dianggap beriman hingga diriku lebih dia cintai dari pada orang tua, anaknya dan seluruh manusia." (HR. Al-Bukhari)
5. Bersholawat kepadanya, Allah Berfirman: ”Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya” (QS Al Al Ahzab 56) semoga kita mendapatkan syafaatnya.
Ada 3 sikap terhadap Nabi Muhammad SAW
1. Sikap Taqshir, yaitu sikap kurang/menyepelekan Nabi Muhammad. Beriman pada nabi tapi sedikit mengamalkan sunah-sunahnya. Ada yang membuat fiqih lintas antar agama atau menggambar kartun Nabi dan sebagainya.
2. Sikap Ghuluw, yaitu sikap berlebihan terhadap Nabi. Hadits shahih menyangkut kesesatan bid’ah (amal ibadah baru) dikritisi dari sudut bahasa, morfologi, sintaksis maupun nahwu sharaf. Membagi bid’ah hasanah tanpa petunjuk nabi dan salaf. Artinya mempersilakan/menyetujui bid’ah baru. Baik untuk sekedar keutamaan amal (fadhailul amal), kemaslahatan, syiar dan sebagainya. Pengkaburkan makna bid’ah, masalah tehnis ibadah dianggap bid’ah hasanah, seakan-akan semua pelaku bid’ah. Boleh mengamalkan amal ibadah apapun menurut imam, guru/syaikh. Dari bersumber apapun dari hadits shahih sampai hadits palsu atau karangannya sendiri. Untuk memperkuat pendapatnya dikait-kaitkan dalil Al Qur’an dan Al hadits. Dengan taklid buta (mengikuti tanpa menyelidiki dalilnya) dan fanatisme imam madzab, apalagi terkait politik kekuasaan organisasi, dengan propaganda, anggota yang tidak mengikuti dianggap keluar dari jamaah dan terancam dosa.
3. Sikap Alwasath, yaitu sikap pertengahan terhadap Nabi Muhammad. Berusaha beramal ibadah dengan kepastian hukum/hadits shahih, setidaknya hasan. Tidak mengurangi atau menambah amalan baru, walau kelihatan hasanah. Berprinsip Islam sudah sempurna (QS Al Maa’idah 3) dan setiap amalan baru/bid’ah menyesatkan dan tertolak (lihat HR Bukhari-Muslim). Setan ikut mempengaruhi kebijakan penciptaan bid’ah, terlihat hasanah, ratusan tahun kemudian sesat, tahayul, khurofat, Islam hilang dan jahiliyah kembali. Tidak ada nabi baru lagi yang akan meluruskan. Kalaupun bersholawat/do’a sebanyak-banyaknya tetap pada batasan yang disunahkan dan ma’tsurah (diajarkan nabi). Misalnya memilih shalawat Ibrahimiyah daripada syair/burdah/nyanyian shalawat buatan seseorang yang terkadang maknanya berlebihan menyanjung nabi, seperti yahudi/nasrani pada nabinya. Bahkan syirik, berlindung, meminta pertolongan dari nabi. Demikian juga tidak merayakan Maulud/natal Nabi yang diciptakan pada zaman dinasti Fatimiyah untuk kepentingan politik/dukungan warganya. Disitu banyak hadits dan ucapan sahabat yang palsu (Lajnah Da’imah Mufti Saudi Arabia). Lebih memilih Sirah nabiyah daripada manaqib seseorang yang kadang berlebihan. Sikap kehati-hatian dalam ibadah ini banyak dipilih oleh orang-orang sunni dan organisasi pemurni Islam lainnya diseluruh dunia. Karena resiko dosanya Insya Allah lebih aman tidak berlebihan atau kurang. Dan tergolong ahli sunah dan bukan ahli bid’ah hasanah.


Script By M.Darul,SE Thema Maulud Nabi-Sumber Al Qur’an,Shahihain,Fatwa Lajnah Daimah Saudi Arabia